Saturday, May 28, 2011

Dendam di Bulan Ramadhan

Oleh : Ridwan Pirmansyah

Namaku Asep,aku tinggal disebuah Kampung bernama Kp Cipanas.Umurku 17 tahun,dan kata orang aku itu orang nya pendiam.

Pagi itu udara cerah sekali ditambah hari itu merupakan bulan ramadhan dimana umatmuslim di dunia diharuskanuntuk menahan hawa nafsu dari segala macam godaan duniawi.Namun meski begitu,bagiku itu bukan halangan untuk menghalangi semua aktivitas ku seperti biasa.Oleh karena itu,segeralah aku berangkat ke sebuah lapangan kosong untuk bermain bola bersama teman-temanku.

“Udin mana yang lainnya ?”
“Mereka masih dijalan sep.”
“O…ya sudah,main bola nya kita tunda saja dulu sampai yang lainnya dating.”
“Ok…ok….!” Jawab Udin semangat.

Tak lama kemudian, semua teman-teman ku datang.Aku pun segera memulai permainan bola.Ditengah permainan,lewatlah seorang gdis cantik bernama Desi.Desi adalah seorang gadis cantik berumur 12 tahun.Desi adalah seoaran gadis yang tinggal bersama ibunya yang kaya,tetapi ayahnya desi sudah meninggal sejak desi berumur 4 tahun..Desi merupakan gadis yang aku sukai.Oleh karena itu,aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggoda Desi.

“Wit…twit…cantik mau kemana ?” Desi pun hanya tersenyum.Karena merasa diacuhkan,aku pun lari mngejar Desi.
“Des….Des…tunggu ! “
“Ada apa Sep ?”
“kamu kok ditanya diam saja ?”
“Aku lagi buru-buru,aku mau pulang.Ibu ku katanya sedang menunggu ku dirumah.” Jelas Desi dengan wajah berseri dan senyumnya yang lebar.
“Ya sudah…saya antarkan kamu pulang ya ??”
“Boleh,kalu tidak merepotkan kamu.”
Cie…cie….Asep.Sorak teman-teman Asep.

Setelah itu,kami berdua pun lekas pergi menuju rumah Desi.Sambil berjalan, aku pun segera memanfaatkan kejadian out untuk merayu Desi.Dan Desi pun sepertrinya senang dengan rayuanku.

Namun sepertinya dugaan Asep terhadap Desi salah besar,karena saat Asep mengungkapkan isi hatinya pada Desi,Desi malah menolak cintanya.
“Maaf Sep,aku tidak bisa menerima cinta kamu,karena kau masih kecil ditambah Ibu ku belum mengijinkan aku untuk berpacaran.”
“Ok…tidak apa-apa.Aku juga mengerti.” Jawab Asep dengan sedikit kecewa.
Tak lama kemudian kami tiba di rumah Desi.Dan aku pun segera mengetuk pintu rumah.Keluarlah Ibunya Desi dengan sasakan rambutnya yang menjulang tinggi,dengan mata yang menojol,ditambah dengan gelang emas yang memenuhi tangannya sembari senyimpan kedua tangan di pinggangnya.

“Assalamualaikum tante.”
Wassalamualaikum?” Jawabnya dengan sinis.
“Kenalin mah ini Asep,temen aku.”
“O….,ya sudah.Desi masuk ! Desi pun masuk kedalam rumah. “Boleh saya nanya sama kamu sep ?”

“Boleh tante,silahkan !
“Saya lihat-lihat kamu dari tadi senyam-senyum sama anak saya.kamu suka sama Desi
“Memangnya kenapa tante kalau saya suka sama Desi.”
“Dengar ya,anak saya itu sudah saya jodohkan sama orang kaya,kamu jangan coba-coba untuk mendekati Desi.Ngaca dong..muka pas-pasan gitu,mau coba-coba mendekati anak saya.Ingat, saya tidak akan rela kalu anak saya dideketin sama lelaki kere macam kamu.”
“Iya tante,saya mengerti kalau Desi tidak pantas berpacaran dengan lelaki seperti saya.Ya sudah,kalu begtu saya pamit.salam buat Desi.” Jawab ku dengan rasa kesal yang membendung didadaku.

Setelah terjadinya dua kejadian yang sangat menyakitkan itu,aku pun pulang kerumah dengan sejuta dendam dan rencana balas dendam pada keluarga Desi.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 15.30.Aku telah selesai merenung dan aku pun sudah mempunyai rencana balas dendam pada Desi dan Ibunya.Dan rencana itu akan aku laksanakan pukul 24.00 saat semua orang sedang terlelap tidur setelah kecapean melakukan shalat tarawih dan pengajian rutin di mesjid yang ada ditempat tinggal ku.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba.segeralah kau bersiap-siap berangkat kerumah janda sombong itu.Dengan penututp muka berwarna hitam dan dengan sarung tangan lengkap dengan dua buah pisau di genggaman ku,

Sesampainya di rumah Desi,hal pertama yang aku lakukan adalah mencongkel jendela rumah Desi,kemudian aku masuk ke kamar ibunya dengan mengendap.Aku tutp muka ibunya dengan bantal,dan tanpa ragu-ragu aku tancapkan pisau dapur keperutIibunya itu sebanyak lima kali sampai ibunya Desi tak sadarkan diri lalu meninggal.Setelah itu,aku segera lari ke kamar Desi untuk melaksanakan aksiku.
“Apakah tindakanku ini benar ?” Tanya bisikan hatiku.
“Ah…masa bodo,Desi sudah menolak cintaku.Dia harus menerima akibat dari perbuatannya itu.”
Tak berlama-lama aku pun segera ke kamar Desi,untuk membangunkannya,agar Desi bisa melayani hasrat ku.
“Asep ! sedang apa kamu disini ?”
“Aku mau ketemu sama kamu.Aku mau bercinta dengan kamu.

Desi terus berontak dan aku pun semakin sulit untuk melaksanakan aksiku.Akhirnya kau pukul kepalanya dengan bamboo sampai Desi jatuh pingsan.Dan setelah itu aku mulai mencumbui Desi dengan nikmatnya.

Karena takut aksiku ketahuan,aku pun membunuh Desi.Pikirku kalau Desi masih hidup dia akan menceritakan kejadian dirumahnya itu kepada semua orang dan aku pasti akan masuk penjara.

Keesokan harinya sekitar pukul 07.30 pagi,Rina teman sekolah Desi dating kerumah Desi untuk mengajak Desi sekolah.Waktu terus berjalan,Desi tak klnjung keluar juga.Karena penasaran,Rina pun masuk kerumah Desi.“Tolong…tolong….ada mayat !” Rina Rina segera berlari keluar rumah dan segera melaporkan apa yang dilihatnya kkepada Pak RT.Pak RT pun dengan sigap dan cepat langsung berlari kerumah Desi dan segera menelepon polisi.

Sejam kemudian,datang beberapa orang polisi dan segeralah mereka membawa Desi dan Ibunya ke rumah sakit untuk melakukan otopsi kepada kedua jasad itu.Dari hasil otopsi itu,ditemukan sidik jari Asep.Dan polisi pun menyimpulkan bahwa pembunuhan ini,tersangka utamanya adalah Asep.

Seminggu sudah pencarian terhadap Asep dilakukan.Dan dihari ketujuh tepatnya hari selasa,Asep ditemukan dan langsung dibawa ke kantor polisi untuk memenjarakannya.

“HA….ha….ha…tak apalah aku di penjara.Yang penting semua dendamku terbalas.”

No comments:

Post a Comment

An Angel

#GoodNurse'z A couple of years ago, after my graduation and my journey has begun. I started my job as a team in an operating r...